Merindukan Mati Syahid



Kamis, 28 Juli 2011 Label:

doa

Menjelang shubuh, Khalifah Umar

bin Al Khathab berkeliling kota

membangunkan kaum muslimin

untuk shalat shubuh. Ketika waktu

shalat tiba, beliau sendiri yang

mengatur saf (barisan) dan

mengimami para jamaah.

Pada shubuh itu, tragedi besar

dalam sejarah terjadio. Saat

Khalifah mengucapkan takbiratul

ihram, tiba-tiba seorang lelaki

bernama Abu Lu'luah menikamkan

sebilah pisau ke bahu, pinggang,

dan ke bawah pusar beliau. Darah

pun menyembur.

Namun, Khalifah yang berjuluk

"Singa Padang Pasir" ini bergeming

dari kekhusyukannya memimpin

shalat. Padahal, waktu shalat

masih bisa ditangguhkan beberapa

saat sebelum terbitnya matahari.

Sekuat apa pun Umar, akhirnya

ambruk juga. Walau demikian,

beliau masih sempat

memerintahkan Abdurrahman bin

'Auf untuk menggantikan posisinya

sebagai imam.

Beberapa saat setelah ditikam,

kesadaran dan ketidaksadaran

silih berganti mendatangi Khalifah

Umar. Para sahabat yang

mengelilinginya demikian cemas

akan keselamatan Khalifah.

Salah seorang di antara mereka

berkata, "Kalau beliau masih

hidup, tidak ada yang bisa

menyadarkannya selain kata-kata

shalat!"

Lalu, yang hadir serentak berkata,

"Shalat, wahai Amirul Mukminin .

Shalat telah hampir dilaksanakan. "

Beliau langsung tersadar, "Shalat?

Kalau demikian di sanalah Allah.

Tiada keberuntungan dalam Islam

bagi yang meninggalkan shalat."

Lalu, beliau melaksanakan shalat

dengan darah bercucuran.

Taklama kemudian, sahabat

terbaik Rasulullah saw. ini pun

wafat.

Sebenarnya, apa yang terjadi pada

Umar Al Faruq ini adalah buah

dari doa yang beliau panjatkan

kepada Allah Swt. Alkisah, suatu

ketika, saat sedang wukuf di

Arafah, beliau membaca doa, "Ya

Allah, aku mohon mati syahid di

jalan-Mu dan wafat di negeri

Rasul-Mu (Madinah) ." (HR Malik)

Sepulangnya dari menunaikan

ibadah haji, Umar pun

menceritakan soal doanya itu

kepada salah seorang sahabatnya

di Madinah. Sahabat itu pun

berkomentar, "Wahai Khalifah,

jika engkau berharap mati syahid,

tidak mungkin di sini. Pergilah

keluar untuk berjihad, niscaya

engkau bakal menemuinya."

Dengan ringan, Umar menjawab,

"Aku telah mengajukannya kepada

Allah. Terserah Allah."

Keesokan harinya, saat Umar

mengimami shalat shubuh di

masjid, seorang pengkhianat

Majusi bernama Abu Lu'luah itu

menghunuskan pisaunya ke tubuh

Umar yang menyebabkan beliau

mendapat tiga tusukan dalam dan

tubuhnya pun roboh di samping

mihrab.

Seperti itulah, Allah telah

mengabulkan doa Umar bin Al

Khathab untuk bisa syahid di

Madinah dan dimakamkan

berdampingan dengan Rasulullah

saw. dan Abu Bakar Ash Shiddiq.


Published with Blogger-droid v2.0.1

By profil on Senin, 09 Januari 2012 | A comment?
0 responses to “Merindukan Mati Syahid”

Leave a Reply